Dari tanggal 21-24 Januari 2009 kemarin, saya mengikuti acara Gladi Rohani. Awalnya saya sudah berpikir bahwa nantinya acara yang dilakukan hanya bersifat secara rohani saja. Atau dengan kata lain acaranya hanya menjalin hubungan secara vertikal dengan Tuhan. Memang itu salah satunya, tetapi ada satu nilai yang saya dapat dari acara gladi rohani tersebut selain nilai rohani, yaitu suatu nilai persahabatan. Sebelum mengikuti acara gladi rohani, saya jujur saja cenderung bersikap negatif dalam berteman, maksudnya saya kadang memilih-milih teman, kurang bisa bergaul dengan teman lainnya, dan sedikit tertutup dengan teman.
Tetapi ketika dalam acara gladi rohani itu saya menemukan banyak sekali nilai-nilai persahabatan yang erat tanpa memandang adanya perbedaan, persahabatan yang tulus dan ikhlas sungguh terasa yang saya rasakan. Beberapa diantaranya adalah : diskusi kelompok untuk membahas suatu film maupun mempersiapkan suatu kreatifitas dalam kelompok. Dalam dinamika ini saya merasakan bagaimana menghargai pendapat teman dan mendengarkan usul teman dengan serius, juga di dalam dinamika ini dituntut untuk bekerja dalam satu tim untuk mencapai tujuan yang sama meskipun banyak usulan yang ada tetapi kita dituntut untuk menerima dengan lapang dada ketika usul kita tidak diterima dan menghargai ketika usul kita diterima. Kemudian dinamika yang lain adalah sharing sejarah hidup masing-masing, dalam dinamika ini, setiap pribadi menceritakan sejarah hidup mereka yang menyebabkan sifat mereka seperti sekarang ini. Kita dituntut untuk dipercayai dan mempercayai teman ketika menceritakan sejarah hidup dan sebagai teman, saya hanya bisa memberi dorongan dan dukungan jika teman saya memiliki sifat sekarang ini yang kurang baik, tetapi saya juga bisa memberi pujian ketika teman saya berhasil, Di sini dituntut rasa kepekaan kita terhadap teman. Dalam dinamika ini setiap orang bisa bercerita banyak sekali, dan hal ini menandakan bahwa orang tersebut sudah percaya kepada teman lainnya dan yakin temannya itu akan mendukung. Yang terakhir dan yang paling berkesan adalah ketika acara main-main di sungai. Dalam acara ini semua peserta gladi rohani turun ke sungai dan berbasah-basahan semua. Lalu di tengah sungai, semua peserta gladi rohani merefleksikan sebentar tentang visi hidup mereka. Dalam acara itu saya sendiri merasa terharu, karena di samping saya masih banyak teman-teman yang peduli terhadap saya. Kami bermain bersama di sungai, semua satu dan tidak mengenal adanya perbedaan dari suku mana, jurusan apa, kelas apa, dll. Persahabatan antar orang terasa menyatu sekali dan hal inilah yang tidak bisa saya dapatkan di tempat manapun termasuk di sekolah, dan persahabatan itu mahal harganya.
Juga selama di Wisma Salam (tempat gladi rohani), kita semua yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, dan agama yang berbeda-beda, menjadi satu dan yang berkesan adalah kita semua berkumpul tanpa memandang adanya perbedaan itu sehingga persahabatn yang terjalin itu sungguh erat. Dan saya selama mengikuti gladi rohani itu menjadi memiliki teman yang banyak, jika selama ini saya di sekolah tidak kenal, tetapi ketika di gladi rohani saya menjadi kenal dan menjalin persahabatan yang baru. Terutama dengan teman satu kamar saya, teman satu kamar saya, semuanya (kecuali satu) berasal dari kelas yang berbeda dengan saya di sekolah. Tetapi mereka tidak membedakan saya karena berasal dari kelas yang berbeda dengan mereka, tetapi sebaliknya mereka justru menerima saya tanpa lagi-lagi memandang perbedaan itu.
Itulah yang membuat saya senang dan gembira selama gladi rohani dimana semangat “Man for Others” yang begitu kuat terasa sekali di setiap hitungan detik yang saya lalui dalam acara gladi rohani. Sekian refleksi dari saya mengenai nilai persahabatan yang saya dapat di dalam acara gladi rohani, semoga nilai-nilai itu dapat saya hidupi dan tidak hilang meskipun sekarang acara gladi rohani telah selesai.
dashite
0 comments:
Post a Comment
Commentnya...