Sunday, July 18, 2010

Teladan Bartimeus

Bartimeus


Markus 10:46-52

Ini adalah sepotong kisah mengenai Bartimeus, seorang pengemis yang buta yang menarik perhatian Tuhan Yesus ketika dalam perjalanan ke Yerusalem. Pada ayat ke-49, tertulis bahwa "Lalu Yesus berhenti dan berkata. . ."
Siapakah Bartimeus ini yang dapat "menghentikan" perjalanan Yesus?? Pasti banyak pengemis-pengemis lainnya dan banyak orang yang berseru kepada Yesus, tetapi Yesus tidak berhenti untuk menghampirinya selama Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Bartimeus berbeda dengan orang-orang lainnya. Mari kita teladani tokoh ini, apa saja yang dapat membuat Bartimeus disembuhkan dari sakitnya? Begitu juga dengan kita orang percaya, bagaimana permohonan atau permintaan kita yang disampaikan melalui doa kepada Bapa kita dapat didengar dan menarik perhatian-Nya? Inilah teladan Bartimeus:

1> Bartimeus mengenal pribadi Yesus dengan sempurna
ayat 47 "Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!""

Bartimeus adalah seorang pengemis buta, dan dia mendengar bahwa Yesus orang Nazaret lewat dan ia berseru bukan Yesus, orang Nazaret, kasihinilah aku! Tetapi ia berseru Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!

Mengapa Bartimeus berseru Yesus, Anak Daud. Karena ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan orang Israel karena telah dinubuatkan oleh para nabi pada zaman perjanjian lama yang berasal dari keturunan Raja Daud. Bartimeus mengenal pribadi Yesus sebagai Mesias dan ia tidak mengenal-Nya hanya sebagai Orang Nazaret saja. Begitu juga dengan kita yang harus mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dalam hidup kita.

Bartimeus pertama-tama ia tidak meminta kesembuhan, tetapi ia meminta Yesus untuk mengasihinya. Yang ia butuhkan adalah kasih karunia dari dan setelah itu ia percaya bahwa ia akan disembuhkan dari segala penyakitnya. Bartimeus memiliki iman yang kuat, dan ia percaya penuh Yesus akan menyembuhkannya.


2> Ngotot kepada Tuhan
Ayat 48 "Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!""

Bartimeus buta dan ia tentu saja tidak dapat melihat situasi yang terjadi di sana. Ketika banyak orang menegornya supaya ia diam, ia tidak memperdulikannya dan dikatakan bahwa "Semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"". Bartimeus tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya tetapi ia tetap fokus akan Yesus. Bartimeus lalu tidak diam, bahkan ia semakin berseru kepada Yesus.

Seperti Nabi Elia yang berdoa kepada Tuhan dan meminta hujan. Pada hari pertama ia berdoa meminta hujan, ia menyuruh bujangnya untuk melihat ke langit apakah akan turun hujan tetapi bujangnya pulang dan berkata bahwa langit cerah. Hari kedua ia berdoa dan menyuruh bujangnya pergi untuk melihat langit dan bujangnya kembali membawa berita yang sama bahwa langit cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Begitu pula seterusnya dan sampailah hati ketujuh dimana Nabi Elia tetap berdoa kepada Tuhan, dan ia kembali menyuruh bujangnya untuk melihat langit dan kali ini bujangnya berkata langit masih cerah tetapi ada sekepal awan gelap dan Elia merasa itu cukup untuk mendatangkan hujan. Elia lalu menghadap kepada Raja Ahab dan ia berkata bahwa Tuhan telah memberikan tanda dan hujan lebat akan turun. Elia terus berdoa sampai Tuhan menjawab doanya, ia ngotot dan baru berhenti berdoa setelah Tuhan menjawab doanya. Andaikan pada hari ketujuh belum ada sekepal awan hitam, pasti Elia akan berdoa pada hari kedelapan dan seterusnya.

Sudahkan kita berdoa kepada Tuhan dengan ngotot seperti Bartimeus dan Elia??
Marilah mulai sekarang ketika kita belum memperoleh jawaban doa kita kepada Tuhan, kita terus berdoa kepada-Nya sampai doa kita dijawab karena kita percaya bahwa Tuhan pasti akan menjawab doa-doa kita. Yang dapat kita lakukan adalah bertekun dalam doa.

3> Tanggalkan identitas kita
ayat 50 "Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus."

Pada jaman itu, jubah dipakai sebagai identitas seseorang karena nama orang yang memakainya tertulis di jubahnya itu. Bartimeus mengenakan jubah yang ada nama"Bartimeus" agar ketika ia tersesat, maka orang akan dapat menolongnya dan ia dapat dikembalikan ke tempat asalnya. Bartimeus segera menanggalkan identitas dirinya, dan langsung mengenakan identitas Kristus yang terpancar dari pribadinya.

Bagaimana Tuhan akan mendengar doa-doa dan permohonan kita kalau kita masih memakai "jubah pribadi"? Kita harus segera menanggalkannya dan kita mengenakan identitas Kristus sebagai juru selamat kita.

Itulah yang dapat kita teladani dari seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus.

God Bless You


sumber: Firman Tuhan 18 Juli 2010 oleh Pdt. Stefanus Sudjono di GBI Intercon, 1st Sunday Service.


dashite

0 comments:

Post a Comment

Commentnya...

Template by:
Free Blog Templates